Touring MCS ke Borobudur dan Yogyakarta tahun 1950
(Sumber: Nieuwe Courant, 18 Juli 1950)
Mbremm…mbremm….. Suara knalpot sepeda motor para rijder, atau pengendara motor. Iring-iringan motor yang sering lewat membuat sakit telinga. Ini para pengendara motor sekarang, yang tidak punya empati. Bahkan, motornya pun terkadang telat membayar pajak.
Di era kolonial, sudah ada klub motor. Para rijder ini membentuk perkumpulan. Salah satunya di Surabaya. Bernama Vereeniging Soerabajasche Motorclub. Statuta perkumpulan disahkan melalui Gouvernements Besluit, atau Keputusan Pemerintah 27 Maret 1906, seperti dimuat dalam surat kabar Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indie, 29 Maret 1906.
Sejak era kolonial perkumpulan ini tiap tahun mengadakan touring. Setahun setelah pendirian, surat kabar Soerabaijasch Handelsblad, 5 April 1907 memberitakan touring menuju Pasuruan. Tradisi ini terus berlanjut hingga pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan nama Motorclub Soerabaja (MCS).
Apakah Soerabajasche Motorclub dengan Motorclub Soerabaja ada hubungan keterkaitan? Tentu dari namanya sama. Tetapi era atau waktu yang berbeda. Pada tahun 1949, sekretariat MCS ada di rumah K. J. Hof, di Kapoeasstraat 47, Surabaya.
MSC Touring ke Madura tahun 1949
(Sumber: De Vrije Pers, 31 Oktober 1949)
Setelah kemerdekaan Indonesia, perkumpulan Motorclub Soerabaja masih eksis. Surat kabar De Vrije Pers, 31 Oktober 1949 dan 14 November 1949 memuat berita touring ke Madura dan Malang.
Pada tahun 1950, bertepatan dengan Lebaran di tahun itu melakukan touring menuju Borobudur dan Yogyakarta. Perjalanan tersebut rutenya melewati Mojokerto. Dengan jarak kurang lebih sekitar 850 km. Peserta touring berkumpul di Surabaya pada hari Sabtu pukul 7 pagi. Perjalanan dimulai pukul setengah 8. Jumlah kendaraan yang ikut ada 21 sepeda motor, 4 mobil penumpang, dan 1 truk. Untuk peserta berjumlah 63 orang, terdiri dari 53 laki-laki dan 10 perempuan, tulis surat kabar Nieuwe Courant, 18 Juli 1950.
Lebih lanjut, surat kabar Nieuwe Courant, 18 Juli 1950 menyebut iring-iringan kendaraan menuju Mojokerto, sejauh kurang lebih 51 km. Berhenti di Mojokerto untuk mengisi bensin dan memperbaiki sepeda motor yang rusak. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Mojoagung, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Saradan, Caruban, Madiun, Ngawi, Sragen, dan Solo. Kemudian bersambung menuju Prambanan dan Yogyakarta.
Merk motor yang dikendarai para rijder saat itu antara lain; Ford 1950, Velocette, Ariel, Opel, dan Harley Davidson. Sepeda motor Harley Davidson dengan plat nomor L-3333 dikendarai oleh Krijgsman. Saat itu, Krijgsman menjabat sebagai bendahara dalam MSC, tulis De Vrije Pers, 9 November 1949.