Selasa, 17 Maret 2009

In Memoriam SMA PGRI 1 Kota Mojokerto

Pada sekitar bulan Mei tahun 2008 beberapa siswa dan siswi SMA PGRI 1 Kota Mojokerto mengikuti Festival Upacara Adat Se-Jawa Timur. Bertempat di kota Malang yang berhawa dingin. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur.

Dengan persiapan yang tidak lama, hanya sekitar dua minggu lomba dapat diikuti oleh Tim ini. Karena antusiasme siswa dan siswi SMA PGRI 1 Kota Mojokerto yang tinggi dan bantuan dari Kelompok Kanjeng Sunan, maka kegiatan lebih mudah dilaksanakan.

Alhasil usaha yang dilakukan oleh anak-anak dari SMA PGRI 1 Kota Mojokerto dapat membuahkan hasil. Mereka pulang dengan berani mengangkat kepalanya. Tanpa disadari mereka mendapatkan nominasi sebagai 10 Penyaji Terbaik Tingkat Propinsi.

Semoga peristiwa ini memberikan dorongan semangat untuk anak-anak SMA PGRI 1 Kota Mojokerto menjadi lebih baik di masa datang. Dengan Realistic Education seperti ini, semoga kelak menambah pengetahuan dan mengasah kecerdasan mereka, yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Serta yang lebih penting mampu meningkatkan SDM lulusan SMA ini. Wallahua’lam bi as-shawaab

Pesanggrahan Madjapahit, 16 Maret 2009. 20.00 WIB Fendy Suhartanto, S.S.

Selasa, 10 Maret 2009

Lantai Segi Enam

Lantai Segi Enam merupakan salah satu peninggalan pada masa kerajaan Majapahit. Yang diperkirakan sudah ada sejak sekitar abad ke XIII – XIV Masehi. Ini merupakan salah satu bukti tentang keberadaan masyarakat Majapahit. Bahwa masyarakat Majapahit sudah mampu membuat pemukiman dan tempat tinggal dengan cukup baik. Rumah-rumah mereka diberi lantai dengan batu bata merah yang dibentuk segi enam.

Bukti situs pemukiman kuno memberikan informasi bahwa masyarakat sudah memiliki kehidupan yang teratur. Masyarakat mengenal pembuatan tempat tinggal dengan batu bata merah. Bahkan ornamen-ornamen dan hiasan-hiasan dari tanah liat banyak ditemukan di sekitar pemukiman kuno masyarakat Majapahit. Situs ini terletak di Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Peninggalan sejarah berupa pemukiman kuno yang terdapat lantai segi enamnya, merupakan bukti kemegahan peradaban Majapahit. Masyarakat Majapahit tentu sudah memiliki tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi pada masanya. Sehingga mereka mengisi kehidupan sehari-harinya dengan menciptakan dan menemukan seni tradisi yang tinggi.

Seharusnya masyarakat masa kini perlu belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan oleh masyarakat Majapahit. Agar kita dapat lebih menghargai lingkungan alam sekitar. Dengan itu, kondisi kehidupan akan mengalami keseimbangan, antara manusia dengan tuhannya maupun masyarakat dengan alam sekitarnya. Wallahua’lam bi as-shawaab

Pesanggrahan Madjapahit, Sabtu 07 Maret 2009, 20.00 WIB. Fendy Suhartanto, S.S.

Selasa, 03 Maret 2009

Situs Umpak Jabung

Situs Umpak Jabung merupakan salah satu peninggalan sejarah pada masa kerajaan Majapahit. Yang diperkirakan dibuat dan didirikan pada sekitar abad ke XIII – XIV Masehi. Maka peninggalan sejarah ini sezaman dengan temuan-temuan candi di sekitar Trowulan yang juga sezaman dengan kerajaan Majapahit. Terletak di Desa Lebakjabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.

Sampai saat ini belum ditemukan bukti tertulis ataupun prasasti yang dapat menceritakan Situs Umpak Jabung. Berkaitan dengan sejarahnya maupun fungsi dan kegunaannya. Namun dapat diperkirakan bahwa batu-batu umpak tersebut tidaklah sekedar dibuat tanpa alasan yang jelas. Sehingga batu umpak pada masa itu merupakan salah satu benda penting di sekitar kehidupan masyarakat masa kerajaan Majapahit. Hal yang mendukung bahwa batu umpak penting bagi kehidupan masyarakat Majapahit adalah letaknya yang tidak jauh dari pusat kerajaan. Situs Umpak Jabung merupakan salah satu tempat yang menjadi batas wilayah pusat kota Majapahit.

Ada berbagai teori dan pendapat tentang fungsi dan kegunaan batu umpak. Salah satunya adalah digunakan sebagai dasar pondasi untuk rumah pada masyarakat Majapahit. Kayu-kayu penyangga atap bangunan rumah diletakkan di atas batu umpak tersebut. Dari teori ini, dapat dikatakan bahwa Situs Umpak Jabung merupakan salah satu situs pemukiman dan perumahan kuno masyarakat Majapahit.

Bentuk batu umpak ini bersisi atau bersegi delapan dengan ukuran yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Jumlahnya di Situs Umpak Jabung ada lebih dari 30 buah. Di sekitar umpak-umpak itu terdapat tatanan dan pecahan batu bata merah dengan ukuran yang besar. Berserakan di sekitar batu umpak. Bahkan dibeberapa batu bata terdapat semacam hiasan berbentuk lingkaran.

Terlepas dari bukti tertulisnya yang belum ditemukan, sehingga sangat sulit ditentukan sejarahnya. Namun Situs Umpak Jabung adalah salah satu bukti peradaban kuno yang menunjukkan kepada generasi sekarang akan kemegahan masa lampau bangsa Indonesia.

Pesanggrahan Madjapahit, 24 Februari 2009. Fendy Suhartanto, S.S.