Rute Pelayaran Magellan, Del Cano, dan Drake
(Sumber: https://cdn.britannica.com)
Hai gaes, tahukah kalian kapan harga kebutuhan pokok selalu mahal? Ya setiap bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Banyak orang yang membutuhkan. Sulit ditemukan dan harganya pun mahal. Dahulu rempah-rempah di Eropa juga begitu. Langka dan mahal harganya.
Rempah-rempah yang sampai di Eropa melalui jalan berliku. Bertahap-tahap dari satu pedagang ke pedagang lain. Dari satu bandar dagang ke bandar dagang lain. Dari pelabuhan Konstantinopel sampailah ke Venezia. Kemudian didistribusikan ke berbagai negeri di Eropa. Jalan yang panjang dan bertahap membuat harga rempah mahal.
Mendorong bangsa Eropa mencari jalan ke timur. Mencari asal negeri rempah-rempah. Portugis (1511) dan Spanyol (1521) berhasil menemukan. Bangsa Portugis pun sumbar akan mencekik Venezia.
Dalam buku The Suma Oriental of Tome Pires: An Account of the East disebutkan; “barangsiapa menguasai Malaka bisa mencekik Venezia. Sejauh Malaka, dan dari Malaka ke Cina dan dari Cina ke Maluku, dan dari Maluku ke Jawa, dan dari Jawa ke Malaka dan Sumatra, semuanya sudah berada dalam kekuasaan kami” tulis Tome Pires dalam Armando Cortesao (1944: 287).
Para pelopor pelayaran ke dunia timur adalah Portugis dan Spanyol. Berkali-kali mengirim ekspedisi pelayaran. Menjelajahi samudera tentu tidak mudah. Dibutuhkan para pelaut dengan tekad kuat. Mereka harus berani dan pantang menyerah. Untuk menaklukkan keganasan laut dan samudera. Belum lagi terkadang harus berperang dengan penduduk setempat.
Misi pelayaran yang dilakukan oleh bangsa Eropa cukup banyak. Tak terhitung jumlahnya. Ada yang sukses, ada pula yang gagal. Ada yang kembali, ada juga yang tidak pernah kembali.
A. B. Lapian, sejarawan maritim Indonesia, dalam pengantar buku tulisan Antonio Pinto Da Franca (2000), berjudul Pengaruh Portugis di Indonesia, menyebutkan bahwa kapal Portugis yang berangkat ke Timur antara tahun 1500-1635 berjumlah 912 kapal. 768 kapal yang tiba di tempat tujuannya. Sedangkan, ada 550 kapal yang kembali pulang. Hanya 470 kapal yang tiba dengan selamat di Portugis (hlm. 7).
Walaupun tidak diketahui kapal-kapal yang tidak tiba maupun tidak kembali. Bisa saja memang kapal itu dibajak. Menjadi milik para perompak atau bajak laut. Atau dimiliki oleh para penguasa di dunia timur. Termasuk para pelautnya yang dijadikan pejabat penting di kerajaan. Kemungkinan terburuk adalah tenggelam diterjang badai. Sehingga tidak pernah tiba dan kembali.
Perahu Banten seperti dilihat oleh kaum Yesuit Portugis abad ke-16
(Sumber: Antonio Pinto Da Franca, Pengaruh Portugis di Indonesia, 2000: 43)
Mengangkut Rempah Menuju EropaPencarian dunia timur oleh bangsa Eropa didorong kebutuhan rempah-rempah. Hingga pencarian pun berhasil. Portugis dan Spanyol menjadi bangsa Eropa pertama yang sampai di Maluku. Menemukan tempat asal usul rempah. Pelayaran ribuan kilometer, mengarungi samudera demi bumbu masakan. Penyedap rasa di dapur ibu-ibu.
Untuk pertama kalinya, bangsa Eropa dapat mengangkut rempah langsung dari asalnya. Ekspedisi Spanyol yang mengarungi Samudera Atlantik sampai di Maluku. Menurut A. B. Lapian (2008) dalam bukunya berjudul Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad Ke-16 dan 17, menyebutkan bangsa Spanyol pertama kali mengangkut rempah dari Maluku. Pada tahun 1521, di bawah pimpinan Sebastian del Cano. Berangkat dari Tidore dan tiba kembali di Sevilla (hlm. 40).
Kapal-kapal Spanyol penuh muatan rempah-rempah. Del Cano berlayar dari Tidore ke selatan. Mampir sebentar di Timor. Kemudian, berlayar ke arah barat daya. Menyeberangi Samudera Hindia. Langsung menuju ke ujung selatan Afrika. Melewati Tanjung Harapan, yang tersohor ombak lautnya yang ganas. Menuju Samudera Atlantik dan sampai di muara Sungai Guadalquivir di Iberia Selatan. Jalur ini membuka jalan laut yang baru. Menghubungkan Maluku dengan Eropa Barat, tulis A. B. Lapian (hlm. 40-41).
Ekspedisi-ekspedisi berikutnya semakin banyak. Karena jalan laut ke timur sudah diketahui. Bangsa-bangsa Eropa pun tidak lagi didominasi Portugis dan Spanyol. Bangsa Eropa lainnya juga melakukan ekspedisi pelayaran ke timur. Seperti, Belanda, Inggris, dan lain-lain. Penemuan dunia timur menjadi capaian luar biasa bangsa Eropa. Ketergantungan komoditi rempah dari pedagang di Konstantinopel dapat dikurangi. Sebab, mereka dapat menemukan sendiri tempat asalnya.
Penemuan rempah di tempat asalnya, mengundang persaingan. Bahkan, perang sesama bangsa Eropa sendiri. Tidak salah, rempah adalah sumber kekayaan. Sehingga, bangsa-bangsa Eropa pun saling berebut. Saling menaklukkan, untuk menjadi penguasa tunggal. Menguasai jalur pelayaran, sekaligus memonopolinya. Karena itu, ada juga yang menyebut sumber malapetaka.


