Senin, 07 September 2009

MOHAMMAD HATTA: DARI BUKITTINGGI SAMPAI NEGERI BELANDA

Hatta lahir di Bukittinggi tanggal 12 Agustus 1902. Kota kecil di Pulau Sumatera yang memiliki pemandangan sangat indah. Dataran tinggi yang dikenal dengan sebutan Bukit Barisan, ditambah suasana pedesaan dengan masyarakatnya yang harmonis. Sejak kecil orang tua Hatta sudah mempersiapkan pendidikan baginya. Orang tuanya ingin ia menempuh sekolah rakyat, naik haji ke Mekkah, dan sekolah di Kairo, Mesir memperdalam ilmu agama Islam.

Di Sekolah Rakyat, Hatta hanya bertahan 2 tahun saja, kemudian ia pindah ke sekolah Belanda. Sebelum pindah sekolah, Hatta merasa sedih berpisah dengan teman-temannya di Sekolah Rakyat. Ia akan merasa menjadi kaum minoritas di sekolah Belanda. Beliau pindah ke kota Padang untuk melanjutkan ke MULO (Meer Uitgrebeid Lager Onderwijs), setingkat dengan SMP sekarang, di sekolah ini banyak diajarkan bahasa asing, misalnya: Belanda, Perancis, Inggris, dan Jerman. Semasa sekolah di Padang ini, Hatta tercatat menjadi anggota Jong Sumatranen Bond, yaitu organisasi pemuda Sumatera yang kelak akan menjadi salah satu pondasi nasionalisme bagi bangsa Indonesia.

Meskipun Hatta diterima dalam ujian masuk HBS (Hogere Burger School), yaitu sekolah yang terutama didirikan untuk anak-anak Belanda dan yang sederajat dengan mereka. Namun beliau akhirnya melanjutkan ke PHS (Prins Hendrik School), yaitu sekolah dagang di Betawi (Jakarta sekarang). Di PHS beliau mulai belajar tentang ekonomi, bahkan pelajaran sejarah dagang sangat disukainya. Hatta menyatakan bahwa: Dr. Broersma guru sejarah dagang benar-benar menanamkan rasa untuk belajar sejarah, dan pelajarannya membakar hatiku untuk mempelajari sejarah.

Bulan Mei 1921 Hatta menempuh ujian akhir di PHS dan berhasil lulus. Ia mendapat peringkat 3 dan berhak untuk melanjutkan studinya ke Handels Hogeschool di Roterdam Belanda, yaitu sekolah tinggi dagang.

Sebelum berangkat ke Belanda ia pulang kampung dahulu. Baru pada tanggal 3 Agustus 1921 Hatta berangkat ke Belanda menggunakan kapal laut. Pada tanggal 5 September 1921 kapal tiba di pelabuhan Roterdam Belanda. Setelah beberapa waktu tiba di Belanda Hatta meneruskan kebiasaannya, yakni memborong buku.

Selama di Belanda Hatta adalah anggota Indische Vereeniging, yaitu perkumpulan mahasiswa Belanda yang nantinya akan memangku jabatan di Hindia Belanda. Kemudian organisasi ini berubah namanya menjadi Indonesische Vereeniging, dengan dalih bahwa mahasiswa semakin berani menentang penjajahan, dan mereka mulai masuk dalam dunia politik.

Setelah sekian lama ikut dalam organisasi pergerakan mahasiswa di Belanda, akhirnya Hatta pada tanggal 5 Juli 1932 dinyatakan lulus ujian doktoral. Memang selama studi Hatta membutuhkan waktu 11 tahun untuk lulus, biasanya hanya 5 tahun. Namun Hatta sejak awal di Belanda sudah terlibat dalam pergerakan mahasiswa dalam menentang penjajahan.

Jalan hidup Mohammad Hatta ternyata tidak menjadi ahli agama Islam seperti yang diharapkan oleh keluarganya dengan sekolah di Kairo Mesir. Tetapi menjadikannya seorang ahli ekonomi dengan belajar di negeri Belanda yang jauh dari dunia muslim, kemudian mengantarkannya menjadi salah satu pendiri sekaligus perumus kemerdekaan Indonesia.

Seorang anak muda dari kota kecil di Sumatera menjadikan dirinya mampu melanjutkan sekolah di negeri Belanda. Serta namanya menjadi catatan dalam sejarah Indonesia modern, sekaligus menjadi tokoh yang tidak akan pernah dilupakan sampai berakhirnya sejarah.

Pesanggrahan Madjapahit, Sabtu 5 September 2009 Fendy Suhartanto, S.S.