W. P. Plate tahun 1966
(Sumber: Het Parool, 24 Oktober 1966)
Cicero pernah mengatakan historia est lux veritatis, artinya sejarah adalah sinar kebenaran. Tentunya jika ditulis dengan metodologi sejarah sebagai ilmu. Sebaliknya akan menjadi alat propaganda ketika ditulis untuk kepentingan tertentu. Apalagi di suatu era di mana kebenaran dan fakta dikaburkan oleh opini. Kerumunan agitasi opini dapat memutar balik kebenaran dan fakta masa lalu. Maka yang terjadi “selamat datang mitos, selamat tinggal realitas”.
Sejarah Hindia Belanda tidak hanya membincangkan dampak buruk kolonialisme. Ia bisa membincangkan apa saja. Termasuk orang-orang biasa. Maupun orang-orang luar biasa di masanya.
Putri Beatrix Wilhelmina Armgard merupakan putri dari Ratu Juliana. Yang digadang menjadi calon Ratu Belanda menggantikan ibunya. Sebagai pembesar di Kerajaan Belanda, tentu mendapat pelayanan medis pribadi. Salah satu anggota tim medis ialah Prof. dr. W. P. Plate.
Willem Paul Plate lahir di Mojokerto 17 Maret 1902. Ia menempuh studi kedokteran di Universitas Amsterdam, Belanda. Pada tahun 1926, melanjutkan studinya untuk specialiseerde als vrouwenarts atau spesialis kedokteran wanita. Mulai tahun 1930-1948 menjabat sebagai hoofdassistent atau asisten kepala pada Klinik Wanita di Universitas Amsterdam, tulis surat kabar De Telegraaf, 18 April 1968.
Iklan Kelahiran Willem Paul Plate tahun 1902
(Sumber: Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 22 Maret 1902)
Willem Paul Plate anak dari Mr. W. J. M. Plate (ayah, kelahiran Semarang 26 Agustus 1868) dan G. P. Plate-Ten Hoet (Ibu). Informasi dari surat kabar Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 1 September 1937 menyebutkan bahwa ayahnya pernah bertugas di pengadilan Mojokerto. Saat itu menjabat sebagai rechterlijke macht atau hakim. Dari tahun 1920-1930 pernah menjabat sebagai presiden dari raad van justitie (dewan kehakiman). Meninggal di Batavia pada usia 69 tahun.
Setahun setelah kelahiran Willem Paul Plate, ayahnya yang menjabat sebagai kepala pengadilan Mojokerto dimutasi. Diangkat sebagai kepala pengadilan di Makasar, Maros, Pangkajene, Segeri, dan Camba (Sulawesi dan sekitarnya), seperti dimuat dalam surat kabar Bataviaasch Nieuwsblad, 9 November 1903.
Berdasarkan buku tulisan Fendy Suhartanto, berjudul Mojokerto 1838-1942: Penataan Wilayah Kabupaten di Bawah Kuasa Pemerintah Hindia Belanda, menyebutkan Willem Paul Plate lahir saat P. J. Voorstad menjabat Asisten Residen Mojokerto (menjabat tahun 1897-1902). Pada September 1902, P. J. Voorstad digantikan oleh E. M. Poortman (menjabat tahun 1902-1906) sebagai asisten residen (2025: 197-198).
Sketsa Mr. J. W. M. Plate Ayah dari Willem Paul Plate Tahun 1937
(Sumber: Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 1 September 1937)
Sejak muda Willem Paul Plate sudah menetap di Belanda. Khususnya untuk melanjutkan sekolah. Seperti orang tuanya yang mendapat pendidikan cukup elite saat itu. Ayahnya mendapatkan gelar hukum atau Meester in de Rechten (Mr) dari Universitas Leiden, Belanda. Meskipun W. J. M. Plate (ayah) dan Willem Paul Plate (anak) terlahir di negeri koloni, tetapi mendapatkan pendidikan hingga negeri Belanda. Menurut Bernard H. M. Vlekke dalam bukunya berjudul Nusantara Sejarah Indonesia, mereka termasuk kategori atau golongan blijver. Orang Eropa yang tinggal permanen di Hindia Belanda. Atau mereka yang lahir di Hindia Belanda (2008: 207).
Di era Pemerintah Hindia Belanda, golongan blijver tidak kembali ke negeri Belanda. Mereka lebih dekat dengan Hindia Belanda sebagai tempat kelahirannya. Namun, pasca kemerdekaan Republik Indonesia, situasi politik berubah total. Banyak golongan blijver yang akhirnya memilih ke Belanda.
Pasca Perang Dunia II, pada tahun 1948 Willem Paul Plate diangkat hoogleraarsambtaan, atau profesor di Rijksuniversiteit te Utrecht atau Universitas Utrecht (De Telegraaf, 18 April 1968). Universitas Utrecht salah satu universitas tertua di Belanda. Sudah ada sejak tahun 1636. Terkenal sebagai universitas riset atau penelitian.
Willem Paul Plate menjabat sebagai profesor de gynaecologie atau ginekologi di Universitas Utrecht sampai tahun 1969. Ia mengajukan pensiun karena tidak lagi dapat mengikuti pertemuan universitas. Padahal ia menduduki jabatan sebagai ketua Nederlandse Gynaecologen Vereeniging, atau perkumpulan ahli ginekologi Belanda. Selain juga menjabat sebagai tim medis keluarga Kerajaan Belanda. Profesor Willem Paul Plate meninggal pada 13 Juni 1983, dalam usia 81 tahun, tulis surat kabar Nederlands Dagblad, 15 Juni 1983.
Tim Medis Keluarga Kerajaan Belanda tahun 1968
dr. J. Drukker, Suster C. L. van Beuzekom, dr. G. M. Nijhuis, dan dr. W. P. Plate
(Sumber: De Telegraaf, 18 April 1968)