Rabu, 01 Oktober 2025

Kapal Tenggelam Kapten! Annie Wisse-Petri Penumpang Kapal Van der Wijck dari Mojokerto

Foto Kapal Van der Wijck Sebelum Tenggelam di Laut Jawa

(Sumber: Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie, 20 Oktober 1936)

Kisah tenggelamnya kapal Van der Wijck bukan cerita fiksi. Walaupun lebih banyak orang tahu dari judul novel yang ditulis oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka). Awalnya dari tulisan bersambung yang diterbitkan dalam majalah “Pedoman Masjarakat” tahun 1938. Sekaligus majalah yang dipimpinnya.

Bagi banyak orang di Jawa tentu tidak menyangka kapal megah itu tenggelam. Kapal yang dioperasikan oleh Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). Perusahaan pelayaran milik pemerintah. Sebelum tenggelam pada 20 Oktober 1936, kapal Van der Wijck dalam perjalanan dari Surabaya menuju Semarang dan Batavia. Berangkat dari Surabaya pada malam 19 Oktober 1936. Diperkirakan tiba di Semarang keesokan harinya pada pukul setengah sepuluh pagi.

Titik Lokasi Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

(Sumber: De Telegraaf, 21 Oktober 1936)

Dalam surat kabar Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie, 20 Oktober 1936 diberitakan kapal Van der Wijck dibuat tahun 1921 di galangan kapal Feyenoord, Belanda. Dengan bobot kotor 2.633 ton, dan bersih 1.512 ton. Kapal ini dibagi menjadi tiga kelas penumpang. Kelas 1 dapat menampung 60 penumpang. Kelas 2 dapat menampung 34 penumpang. Kelas 3 dapat menampung lebih dari 900 penumpang.

Pencarian Korban oleh Nelayan di Pantai Brondong Lamongan

(Sumber: De Locomotief, 21 Oktober 1936)

Pada saat tenggelam di Laut Jawa, sekitar 12 mil dari Pantai Brondong Lamongan, kapal memuat sekitar 250 orang. Dalam daftar penumpang, di kelas 1 dan kelas 2 terdapat 23 penumpang yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak. Sedangkan di kelas 3 terdapat 86 penumpang. Salah satu dalam daftar penumpang tersebut ada yang berasal dari Mojokerto. Bernama Nyonya Wisse bersama bayinya. Istri dari dokter Wisse, tulis Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie, 20 Oktober 1936.

Dalam buku Fendy Suhartanto berjudul Mojokerto 1838-1942 Penataan Wilayah Kabupaten di Bawah Kuasa Pemerintah Hindia Belanda, menyebutkan dokter J. G. Wisse pernah bekerja (dan membuka praktik) di Mojokerto sekitar tahun 1930- an. Termasuk bekerja sebagai dokter di pabrik gula Eschauzier-Concern. Di majalah kesehatan saat itu, ia banyak menulis tentang masalah TBC (tuberculosis) di wilayah Mojokerto (2025: 389). Salah satu pelayanan medis Eschauzier-Concern yang kini menjadi Rumah Sakit Gatul.

Sekitar tiga tahun sebelum Nyonya Wisse turut menjadi korban tenggelamnya kapal Van der Wijck, ia menikah dengan dokter J. G. Wisse. Surat kabar Soerabaijasch Handelsblad, 3 November 1933 memuat iklan pernikahannya. Yang dilangsungkan pada 3 November 1933 di Mojokerto. Sebelum menikah namanya tertulis Annie Petri.

Suasana Pemakaman Nyonya Annie Wisse-Petri

(Sumber: Soerabaijasch Handelsblad, 22 Oktober 1936)

Nyonya Annie Wisse-Petri dikebumikan di pemakaman Kembang Kuning, Surabaya. Dalam foto saat pemakaman, terlihat dokter Wisse berada di latar depan. Kemudian ada Kolonel Dokter Van Der Werff dan Pendeta van Hoogstraten. Pemakaman tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari KPM, yakni D. H. de Jong tulis Soerabaijasch Handelsblad, 22 Oktober 1936.

Foto Nyonya J. G. Wisse dari Mojokerto atau Nyonya C. Brandes dari Batavia?

(Sumber: Bataviaasch Nieuwsblad, 23 Oktober 1936)