Rabu, 27 Maret 2024

Live in Social: Belajar Bareng Penduduk Desa Manduro

Bersama Orang Tua Asuh di Desa Manduro tahun 2016

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Pendidikan tidak boleh tercerabut dari akarnya. Akar itu adalah masyarakat. Bagaimana pendidikan turut berkontribusi atas kualitas hidup masyarakat. Pendidikan harus menjadikan masyarakat sebagai sumber belajar.

Untuk itu, kegiatan pembelajaran yang mengkorelasikan (menghubungkan) antara materi pelajaran dengan kehidupan nyata sehari-hari senantiasa perlu dilakukan. Salah satunya dengan aktivitas pembelajaran kontekstual, atau “Contextual Teaching and Learning” (CTL).

Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, dalam bukunya berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran, menyatakan pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata sebagai anggota keluarga dan masyarakat (2009: 201).

Salah satu bentuk aktivitas pembelajaran yang mengkaitkan antara pendidikan dengan realitas sosial adalah kegiatan pembelajaran terpadu berbasis riset di Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur pada tahun 2016. Pembelajaran ini dilakukan oleh peserta didik dengan kegiatan observasi partisipan bersama penduduk Desa Manduro. Selama tiga hari dua malam di tengah masyarakat.

Membantu Orang Tua Asuh Bekerja Menjemur Jagung tahun 2016

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Selain karena letaknya yang tidak terlalu jauh, Desa Manduro dipilih karena mempunyai faktor keunikan, terutama untuk kajian ilmu sosial dan humaniora. Penduduk Desa Manduro merupakan kelompok pendatang dari etnis Madura. Berdasarkan riwayat setempat, mereka telah menetap cukup lama, dan termasuk yang mendirikan desa tersebut. Dari segi multikultural, penduduk di Desa Manduro yang mayoritas Orang Madura, berada di tengah-tengah kelompok mayoritas yang beretnis Jawa.

Peserta didik menerapkan metode penelitian sosial seperti; observasi dan interview. Dalam kegiatan ini, para peserta didik menerapkan metode “participant as observer” (observasi partisipan), atau bisa juga disebut pengamatan terlibat, tulis Harsja W. Bachtiar (1990: 119-120) dalam tulisanya berjudul “Pengamatan Sebagai Suatu Metode Penelitian”, dalam, buku yang dieditori Koentjaraningrat berjudul Metode-Metode Penelitian Masyarakat.

Kegiatan tersebut tidak hanya tentang belajar melakukan penelitian sosial. Tetapi memberikan pengalaman yang berbeda. Menyentuh hati peserta didik. Bahwa, di tengah hidupnya yang nyaman, masih ada sebagian masyarakat hidup dengan sederhana dan keterbatasan.